[TUGAS KULIAH] Advertorial BkkbN mengenai Sosialisasi Tunda Nikah Dini
Masa Depan Cerah dengan Tidak
Menikah Diusia Dini
BkkbN Tunda Nikah Dini
Menikah itu memang bukan hanya kesiapan materi atau
finansial saja tetapi yang paling penting adalah mental dan emosi. Bisa saja
orang sudah kaya raya di usia muda, tapi ternyata secara psikologi, dia tidak
punya kesiapan untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Sebaliknya, tidak sedikit
yang belum punya kemapanan finansial tetapi punya keberanian untuk berumah
tangga. Namun bagaimana dengan nasib pernikahan usia dini yang belum mempunyai
kesiapan secara psikologi, karena tuntutan keluarga agar keluarganya bisa
keluar dari kehidupan yang serba kekurangan atau lebih parahnya lagi pernikahan
dini dilaksanakan akibat “kecelakaan” dalam suatu hubungan pasangan, sungguh
ironis.
Faktanya, data dari BKKBN
menunjukkan tingginya pernikahan di bawah usia 16 tahun di Indonesia, yaitu mencapai
25% dari jumlah pernikahan yang ada. Bahkan di beberapa daerah persentase lebih
besar, seperti jawa timur (39,43%), dan jawa tengah (27,84%). Demikian
juga temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di kawasan pantura,
perkawinan anan mencapai 35,20% di antaranya dilakukan pada usia 9-11 tahun (BKKBN,2005).
Tentu angka statistik tersebut tidak sedikit, jika angka itu tiap tahunnya terus bertambah akan menjadi apa Negara ini? Generasi muda adalah salah satunya generasi penerus bangsa, bagaimana jika semua generasi muda terdoktrin akibat pemikiran pernikahan usia dini adalah hal yang lumrah. Mari kita menjadi agen perubahan untuk menyebarluaskan bahwa ketidakbenaran dalam pernikahan usia dini, bahwa pernikahan dini adalah hal yang harus di tunda dan dipikirkan kembali, bahkan hal yang harus dihindari.
Mengapa kita perlu menghindari pernikahan dini? Karena, ada dampak yang tak dapat dihindarkan dari pernikahan dini, yaitu:
- Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak serta Gangguan Kesehatan Lainnya yang disebabkan antara lain oleh kasus-kasus pernikahan usia muda.
- Penyakit
HIV
Anak yang dinikahkan di usia muda, menurut penelitian Barua pada tahun 2007 mengandung resiko terhadap penyakit kelamin dan juga HIV atau AIDS lebih besar.
- Kanker
Leher Rahim
Perempuan yang menikah dibawah umur 20 tahun beresiko terkena kanker leher rahim.
- Neoritis
Deperesi
Depresi berat akibat pernikahan usia muda ini, dapat terjadi pada kondisi kepribadian yang berbeda. Pada pribadi introvert (tertutup) akan membuat si remaja menarik diri dari pergaulan. Dia menjadi pendiam, tidak mau bergaul, bahkan menjadi seorang yang schizoprenia atau dalam bahasa awam yang dikenal orang adalah gila. Sedang depresi berat pada pribadi extrovert (terbuka) sejak kecil, si remaja terdorong melakukan hal-hal aneh untuk melampiaskan amarahnya seperti perang piring, anak dicekik dan sebagainya.
Namun tidak ada akibat jikalau tak ada sebab, ini
hal-hal yang kamu bisa lakukan untuk mencegah pernikahan dini agar tidak
mendapatkan dampak-dampak yang terjadi pernikahan usia dini:
- Adanya kesadaran diri menikah dibawah umur adalah hal yang tidak pantas dilakukan apalagi menyebabkan angka putus sekolah, selain itu dalam peraturan perundang-undangan sangatlah menentang adanya pernikahan dini.
- Didikan orang tua, yang dapat membuat anaknya menjadi anak yang produktif dan dapat mengerti kondisi anak, isilah hari-hari anak dengan kegiatan positif dengan belajar, dan beritahu bahwa pendidikan adalah nomor 1.
- Hindari pergaulan negatif apalagi sampai pergaulan bebas. Ini akan mengintai hal-hal fatal yang akan terjadi di hidupmu kemudian hari.
Dengan kamu tidak menjadi bagian dari fenomena
pernikahan usia dini, masa depan cerah kamu tidak akan hilang ditelan bumi. Mari ikuti sosialisasi lebih lanjut mengenai
Pernikahan Usia Dini, daftarkan dirimu segera, dan kamu bisa daftarkan
sekolahmu yang akan BKKBN kunjungi nantinya, melalui website www.bkkbn.com/daftarsosialisasi
Comments
Post a Comment